Studi Kasus Bisnis

Posted: November 14, 2014 in Tugas Pengantar Bisnis

Studi Kasus Bisnis Informatika

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendapat tempat berarti dalam peta perekonomian nasional sesudah berlangsungnya krisis moneter 1998. Pada masa dimana perusahaan-perusahaan besar tumbang akibat guncangan sendi-sendi dasar perekonomiannasional, UKM justru menunjukkan konsistensi yang dapat dibanggakan. Tercatat justruUKM yang mengakibatkan perekonomian Indonesia terutama dalam sektor real tetap bertahan sehingga tidak mengalami kehancuran total.Perkembangan pertumbuhan UKM sendiri menunjukkan tingkat pertumbuhanyang menggembirakan. Semakin banyak UKM muncul sesudah krisis ekonomi berlangsung. Sayangnya, perkembangan secara kuantitas tersebut belum dapat diikutidengan perkembangan secara kualitas. Tercatat banyak UKM yang kemudian harusgulung tikar diakibatkan banyak hal namun diduga banyak karena kesalahan dalam bidang manajemen.Bagaimana sebenarnya UKM tersebut menjalankan unit usahanya? Faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat pertumbuhan suatu UKM dalam usahanya? Riset iniakan mencoba melacak jawabannya.

Metoda

Riset dilakukan di suatu tempat pangkas rambut di kawasan Banyumanik padahari Kamis, 8 November 2007 pukul 14.30-16.00 WIB. Metode yang dilakukan denganwawancara tak terstruktur. Periset datang dengan tersamar tanpa menunjukkan identitassebagai seorang periset terlebih dahulu namun mengambil posisi sebagai pelanggan yangdatang memanfaatkan jasa potong rambut. Diharapkan dengan keberadaan posisi pengamat yang tidak nampak maka akan muncul keterbukaan informasi tanpa ada rasasegan dari pihak yang diwawancara. Untuk memenuhi etika riset maka nama nara sumber dan lokasi riset tidak disebutkan dalam laporan ini secara terang.

Hasil Riset

Hasil pengamatan menunjukkan beberapa temuan yang dapat dikemukakansebagai berikut. UKM tersebut dijalankan oleh karyawan, bukan langsung oleh pemilik usaha, secara sistem bagi hasil 50:50. Segala keperluan yang bersangkutan dengan jalannya usaha seperti sewa tempat, pembelian peralatan, dilaksanakan oleh pemilik usaha sehingga karyawan tinggal menjalankan tugasnya memotong rambut pelanggan.Segala kebutuhan terkait usaha dilaporkan oleh karyawan kepada pemilik usaha ketikadia datang berkunjung.Pemilik usaha ternyata tidak hanya memiliki satu unit usaha namun sudahmempunyai cabang di beberapa tempat. Pemilik usaha sendiri dulunya adalah pemangkasrambut handal yang sudah memahami seluk beluk usaha tersebut. Meskipun sudah berumur namun kehandalan teknik mencukur yang dimilikinya masih diakui olehkaryawan yang diwawancarai.

UKM tersebut mempekerjakan tiga orang pegawai yang kebetulan pada saat riset berlangsung hanya tinggal satu pegawai yang sedang menjalankan tugasnya melayani pelanggan sedangkan dua orang lagi sedang keluar tanpa kejalasan informasikeberadaannya. Hal ini menunjukkan tingkat kedisiplinan yang rendah di kalangankaryawan yang bekerja mengingat seharusnya mereka berada di tempat tugas karenamasa tersebut masih dapat disebut sebagai masa produktif kedatangan pelanggan.Kemudian diketahui bahwa UKM tersebut mempekerjakan pegawai yang berasaldari satu desa di daerah Magelang. Pola perekrutan biasanya berlangsung dari mulut kemulut atau saling mengajak satu sama lain. Berdasarkan keterangan karyawan tersebutmaka didapatkan bahwa dia bekerja di UKM itu berdasarkan ajakan dari pamannya yangdulu juga bekerja disana meskipun sekarang sudah keluar dan mendirikan unit usahasendiri di daerah lain.Setelah masa perekrutan biasanya karyawan yang masih baru diajarkan caramemotong rambut sambil membantu di unit tersebut. Pelatihan tersebut dijalankan dengan sistem kerja semacam magang dengan pengawasan dan pelatihan langsung dari pemilik usaha

. Setelah dinyatakan dapat menjalankan sendiri maka pemilik usaha sedikitdemi sedikit melepaskan unit tersebut untuk dijalankan karyawan tersebut dengan pengawasan sesekali waktu. Skenario lain adalah karyawan tersebut diberi kepercayaanmemegang satu unit usaha yang baru dibuka di tempat lain.Pengawasan yang dilakukan oleh pemilik terhadap UKM berlangsung secaralonggar dan lebih banyak berdasarkan kepada kepercayaan terhadap karyawan.

Kunjungan dilakukan sesekali waktu oleh pemilik mengingat banyaknya unit usaha yangdipunyainya. Kunjungan tersebut juga tidak dilakukan secara intensif namun hanyasepintas lalu saja.

Berdasarkan keterangan hasil wawancara maka didapatkan bahwa pengawasanmenjadi titik lemah dari UKM tersebut. Laporan penjualan yang diberikan kepada pemilik tidak sesuai dengan jumlah yang sebenarnya dalam artian lebih sedikit sehingga jumlah bagi hasil yang diterima pemilik tidak seperti seharusnya. Pembelian peralatansering mengalami penggelembungan harga sehingga pemilik usaha harus mengeluarkan jumlah uang yang lebih dari yang seharusnya dikeluarkannya.

Titik lemah kedua adalah seringnya masuk dan keluarnya karyawan dari UKM.Selain bekerja di tempat lain, kerap kali karyawan yang keluar mendirikan usaha serupadi tempat lain. Karyawan yang diwawancarai menceritakan bahwa dia juga bercita-citamendirikan usaha serupa setelah modal yang terkumpul sudah cukup.Titik lemah ketiga yang dijumpai adalah posisi pemilik usaha yang lemah. Hal initerkait dengan pengawasan yang lemah dari pemilik dan juga terkait dengan ketiadaanikatan terhadap karyawan. Karyawan bebas masuk dan keluar sewaktu-waktu dan pemilik usaha tidak dapat berbuat apapun untuk mencegahnya. Dengan kemampuan yangdimilikinya sesudah bisa mencukur rambut dan dengan pengetahuannya tentang jalannyausaha tersebut maka karyawan dapat sewaktu-waktu mengancam pemilik usaha apabilaterjadi satu masalah sehingga pemilik kelimpungan karena harus mencari karyawan barudan memberikan pelatihan lagi.

Dari sudut pandang karyawan maka didapatkan bahwa tindakan-tindakan tersebutdilakukan karena perasaan ketidak adilan bahwa merekalah yang bekerja keras sedangkan pemilik usaha hanya tinggal menerima hasil bersih saja. Mereka melihat posisi tawar mereka yang lebih kuat sehingga dapat melakukan hal-hal sebagaimana disebutkansebelumnya. Apabila terjadi keberatan dari pemilik usaha terhadap apa yang merekalakukan maka mereka akan dengan mudah mengancam keluar.

Meskipun demikian terdapat satu rasa terima kasih yang tulus dari karyawantersebut kepada pemilik usaha karena bagaimanapun dia yang mengajarkan bagaimanacara memangkas rambut, suatu keahlian yang bermanfaat dalam mencari penghidupan,dan telah memberi kesempatan bekerja kepada karyawan tersebut. Besar kemungkinan didesa asal dulunya mereka adalah pengangguran yang belum bekerja sebelum akhirnyamemutuskan ikut ke kota mengikuti salah satu teman atau saudaranya yang bekerja di pangkas rambut.

Penutup

Hasil riset menunjukkan bahwa UKM dijalankan dengan sistem kepercayaansemata dari pemilik terhadap karyawannya. Lemahnya pengawasan ini dapat berakibat penyimpangan-penyimpangan yang akan merugikan UKM. Nilai tawar yang tinggi yangdimiliki karyawan juga menjadikan karyawan dapat dengan mudah masuk dan keluar UKM yang akan dapat mengganggu kestabilan jalannya usaha. Hal ini juga berakibat pada rendahnya disiplin karyawan yang akan berimbas pada kualitas layanan yangdiberikan kepada pelanggan.

Karyawan sendiri merasakan ketidakadilan dimana dia bekerja sedangkan pemilik tinggal menikmati hasilnya. Ketidak adilan tersebut dilawan dalam bentuk  penyelewengan-penyelewengan yang dimungkinan karena lemahnya pengawasan dan nilai tawar yang tinggi. Karyawan juga menjadikan pekerjaannya sebagai batu loncatansebelum membuka unit serupa di daerah lain setelah cukup modal terkumpul.Bagaimanapun juga karyawan tetap menghargai pemilik usaha karena telah memberikanilmu dan kesempata bekerja setelah di kota setelah dia menganggur di desa.

Sumber:

http://www.academia.edu/4751552/Manajemen_Usaha_Kecil_dan_Menengah_Hasil_Wawancara_Studi_Kasus_Tempat_Pangkas_Rambut_di_Banyumanik

Disusun Oleh:

Panji Suryo Nugroho, S.Kel

Leave a comment